SikapHilman merupakan contoh . A. Perilaku pengecut dalam pergaulan B. Perilaku tercela dalam pergaulan C. Perilaku terpuji dalam pergaulan D. Perilaku egois dalam pergaulan Kecerdasan Ali bin Abi Thalib merupakan sikap yang perlu diteladani, hal ini ditunjukkan dengan menyelesaikan persoalan dengan
Ali bin Abi Thalib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi khulafaur rasyidin terakhir atau pemimpin Islam setelah Rasulullah meninggal dunia. Ali adalah khalifah keempat, sekaligus yang terakhir. Ia merupakan sepupu Rasulullah SAW. Ayah Ali, yaitu Abu Thalib adalah paman Rasulullah. Ali yang bernama asli Haydar ini lahir di Makkah pada 13 Rajab, 10 tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi lahir, Ali telah ikut dan diasuh Rasulullah. Sosok Ali sudah hadir dan menjadi penghibur bagi Muhammad yang saat itu tidak memiliki anak laki-laki. Nabi Muhammad SAW jugalah yang menyematkan nama Ali SAW lebih senang memanggil Haydar dengan nama Ali karena memiliki arti derajat yang tinggi di sisi Allah Juga 3 Nasihat untuk Suami Istri Muslim dari Umar Bin Khattab, Wajib Tahu!Kepirbadian Ali dikenal sangat sopan dan cerdas. Rasulullah bahkan memberi julukan Ali bin Abi Thalib pintu gerbang pengetahuan Islam."Aku adalah kota ilmu, sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah pintunya," sabda juga menyandingkan Ali dengan sejumlah Nabi terdahulu."Tiada pemuda sehebat Ali. Jika kalian ingin tahu ilmu Adam, kesalehan Nuh, kesetiaan Ibrahim, pelayanan Isa, maka lihatlah kecemerlangan Ali," kata ini dia kisah dari Ali bin Abi Thalib yang wajib dipercayai oleh umat dari Kisah Hidup Ali bin Abi ThalibKetika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul dan mulai berdakwah, Ali termasuk dalam orang-orang pertama yang tergolong dalam assabiqunal awwalun atau orang-orang yang pertama masuk Islam. Saat itu, Ali memeluk Islam saat masih berusia Telah Menunjukkan Kecerdasan yang Berasal dari Al-Qur'anFoto images 4.jpg Foto bin Abi Thalib dilahirkan di dalam Ka'bah dan mempunyai nama kecil Thalib yang mempunyai anak banyak, Rasulullah SAW merawat Ali untuk meringankan Ali tinggal bersama Rasulullah SAW di rumahnya dan mendapatkan pengajaran langsung dari beliau. Ia baru menginjak usia sepuluh tahun ketika Rasulullah menerima wahyu yang bin Abi Thalib telah memeluk Islam sejak ia masih kecil, bahkan ia bisa disebut sebagai orang pertama yang masuk Islam. Ia menunjukkan pola pikirya yang kritis dan brilian. Kesederhanaan, kerendahhatian, ketenangan dan kecerdasannya bersumber dari Al-Qur'an dan wawasan yang luas. Ini membuatnya menempati posisi istimewa di antara para sahabat Rasulullah SAW Ali dengan keluarga Rasulullah SAW kian erat, ketika ia menikahi Fathimah, anak perempuan Rasulullah yang paling Hidup SederhanaFoto Foto hidupnya, Ali hidup dengan sederhana. Ia cukup makan dengan lauk cuka, minyak, dan roti kering yang dipatahkan dengan yang digunakan Ali juga pakaian yang kasar, yakni pakaian ala kadarnya untuk menutupi tubuh saat cuaca panas dan terpaan hawa yang dikutip dari tulisan Sayyid Ahmad Asy-Syalaini dalam bukunya yang berjudul Kumpulan Khotbah Ali bin Abi di rumahnya, tidak telihat sebuah kasur sama sekali atau pun bantal tempatnya untuk Juga 15 Nama-nama Nabi, Bisa Menjadi Kisah Inspiratif untuk Si Kecil3. Peran Ali Saat Rasulullah SAW Hijrah ke MadinahFoto Foto SAW tetap di Makkah menunggu izin Allah untuk berhijrah ke Madinah sementara para sahabatnya berhijrah lebih orang-orang kafir Makkah berencana untuk membunuh Rasulullah, Malaikat Jibril mengungkapkan kepadanya rincian konspirasi jahat itu. Malaikat pun meminta Rasulullah untuk tidak tidur di tempat tidurnya malam Rasulullah meminta Ali untuk tidur di tempat tidurnya untuk menyamar sebagai dia. Sementara Rasulullah meninggalkan rumahnya dengan selamat di malam hari dan bermigrasi ke SAW terkenal sebagai orang yang paling dapat dipercaya. Meskipun mereka tidak menerima misinya, orang-orang Makkah terus menyimpan kepercayaan mereka berupa uang tunai dan emas dalam Ali yang dipercaya oleh Rasulullah untuk mengembalikan harta benda kepada pemiliknya ketika ia berangkat ke Ali mencapai Madinah, Rasulullah bertemu dengannya dengan senang hati, mengirimkan doa yang setia kepada Allah mencari kebaikan dan berkah bagi Ali bin Abi migrasi ke Madinah, Rasulullah SAW meletakkan dasar-dasar negara mulai dengan menciptakan ikatan persaudaraan di antara para sahabatnya, membangun masjid, mendukung perjanjian dengan orang-orang Yahudi di juga mulai mengirim detasemen, dan secara keseluruhan membentuk masyarakat baru. Ali disana sangat aktif dalam melayani Rasulullah, begitu dekat dengannya, mengikuti perintahnya dan belajar dari Juga Kisah Nabi Ilyasa Nabi yang Membimbing Bani Israil untuk Percaya pada Allah SWT4. Dipercaya Rasulullah untuk Menjaga PutrinyaFoto Foto menikahi putri Rasulullah yang paling dicintai, Fatimah, salah satu wanita terbaik di seluruh dunia, ibunya adalah Khadijah Binti yang diberkati terjadi di Madinah setelah Perang Uhud, ketika Fatimah berusia 15 demikian, Ali mendapat kehormatan tambahan menjadi ayah dari keturunan Rasulullah SAW melalui putra-putranya dari Fatimah, yaituAl-Hasan RAAl-Husain RAZainab RAUmmu Kulthoom RA5. Khalifah KeempatFoto Foto pembunuhan Khalifah ketiga Utsman bin Affan RA, para sahabat Rasulullah mendekati Ali memintanya untuk menjadi Ali menolak tanggung jawab jabatan besar tersbeut terlebih dahulu, dan memberikan saran untuk menjadikan dirinya sebagai penasihat bukan pada akhirnya, ia memutuskan untuk membawa masalah tersebut ke hadapan publik Muslim di Masjid Nabawi. Alhasil, mayoritas sahabat di Madinah menganggap Ali sebagai orang yang paling cocok untuk menjadi Khalifah setelah tanggal 25 Dzulhijjah 35H 24 Juni 656 M, sumpah setia diucapkan oleh Ali sebagai Khalifah masalah dihadapi Khalifah baru ketika Ali mengambil alih kekuasaan, yaitu Ia harus membangun perdamaian di negara bagian dan memperbaiki situasi politik yang memburukDia perlu mengambil tindakan terhadap para pembunuh UtsmanPemerintahan Ali ditandai dengan terjadinya cobaan dan masalah di kalangan umat utama dari masalah-masalah tersebut adalah partai Sabith, yang didukung oleh budak-budak yang disakiti dan penduduk mereka Abdullah bin Saba adalah seorang Yahudi, tetapi berpura-pura masuk Islam pada masa pemerintahan Utsman bin Affan RA. Tujuan utama Ibnu Saba adalah memecah belah umat Islam dan menyebarkan anarki dalam masyarakat Sistem Hukum yang DiperbaruiFoto 45421a36-bd57c5b4-b3086b5e-0fe17043-dd2d2a0b-9534a820-2fff763a-gavel-1_850x460_acf_cropped_850x460_acf_cropped_850x460_acf_cropped_850x460_acf_cropped_850x460 Foto pemerintahan Ali tidak banyak penaklukan baru yang terjadi, tetapi adanya pencapaian besar pada sektor sipil dan hukum seperti Organisasi kepolisianMembangun pengadilan arbitrase Membangun penjaraSelain itu, Ali juga memindahkan ibu kota Khilafah dari Madinah ke Kufah di Irak, karena posisinya yang strategis di tengah-tengah negara Islam saat berkembang pesat saat mazhab fiqih dan tata bahasa didirikan. Selain itu, Ali memberi perintah untuk melengkapi surat-surat Al-Qur'an dengan tanda-tanda vokal untuk pertama Juga Sholat Witir, Sunnah yang Sangat Dianjurkan Rasulullah SAWItu dia Moms kisah dari Ali bin Abi Thalib yang senantiasa setia kepada Rasulullah SAW, serta menegakkan nilai-nilai ajaran Islam.
MengikutiJejak Kecerdasan Ali Bin Abi Thalib by rbentardi in Types > Creative Writing, ali bin abi thalib Ilustrasi – Ali bin Abi Thalib RA lahir Makkah pada 15 September 601 dan meninggal di Kufah, Mesopotamia pada 29 Januari 661. Lahir dari ayah yang bernama Abu Thalib bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abd Manaf dan ibu yang bernama Fatimah binti As’ad bin Hasyim bin Abd Manaf. Ayah Ali merupakan kakak dari ayah Nabi SAW, Abdullah bin Abdul Mutthalib. Beliau merupakan khalifah keempat, berkuasa pada 656-661. Masa kekuasaan yang cenderung singkat, sekitar 4-5 tahun. Bagi kalangan Bani Hasyim, Ali bin Abi Thalib merupakan khalifah pertama. Ali adalah menantu dari Nabi Muhammad setelah menikahi Fatimah az-Zahra. Sayyidina Ali menikah dengan putri baginda Nabi Muhammad SAW, Fatimah az-Zahra ketika umur Fatimah berumur 15 tahun. Dalam pernikahan tersebut, mereka dikaruniai empat anak, dua putra yaitu Hasan dan Husein; serta dua putri yakni Zainab dan Ummu Kultsum. Ketika masih kecil, ibunya memberi nama Haidarah tapi ayahnya kemudian mengganti dengan nama Ali. Dia menjadi anak asuh Nabi Muhammad SAW saat usianya masih 6 tahun, dan ketika Nabi SAW diangkat menjadi Rasul, Ali baru berumur 8 tahun. Pengangkatan Ali sebagai anak asuh dari Nabi Muhammad lantaran, Nabi ingin meringkankan Abu Thalib yang saat itu memiliki banyak anak. Sejak kecil, Ali sudah menunjukkan sifat kritisnya. Al-Quran menjadi sumber kecerdasan Ali, pada masa menjadi anak asuh ini, Ali mendapat banyak ilmu dari Rasulullah. Baik terkait ilmu tauhid, agama, etika, dan lain-lain. Menjadi sosok orang kedua yang menerima dakwah Nabi setelah istri Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah binti Khuwailid. Sayyidina Ali mempunyai karakter zuhud dan sederhana. Baik ketika dia diangkat sebagai khalifah maupun tidak, kehidupannya tak banyak berubah. Dia dikenal pula sebagai orang yang cerdas dan berani. Keberanian itu tercermin ketika mengikuti perang dan menjadi panglima, suatu keberanian yang menggetarkan musuh. Nabi SAW pernah mewarisi sebilah pedang pada Ali yang diberi nama Zulfikar’. Sedangkan kecerdasan Ali ditunjukkan dengan begitu banyak ilmu agama yang dia kuasai dengan mendalam. Bahkan Rasulullah pernah bersabda “Aku kota ilmu pengetahuan, sedangkan Ali adalah ilmu gerbangnya.” Sebab dalamnya ilmu pengetahuan inilah, fatwa Ali sering diikuti oleh umat. Bagi Ali, “Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan, tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.” Selain itu dia juga sosok ahli agama yang terkenal akal kemampuan sastranya. Terlebih dalam karya “Nahjul Balaghah”. Meski begitu, selama masa kekhalifahan banyak cobaan pula yang dialami oleh Ali bin Abi Thalib. Seperti konflik dengan beberapa sahabat yang dipimpin istri Rasulullah, Ummul Mukminin, Aisyah dalam Perang Jamal Perang Unta. Di mana dalam perang itu, Aisyah mengendarai unta. Perang ini dilatarbelakangi atas kejadian terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, di mana Aisyah dan pengikutnya menginginkan pertanggungjawaban dan keadilan. Perang Jamal ini mengakibatkan Aisyah tertawan, serta sahabat di pihak Aisyah, Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam gugur. Pecah pula Perang Shiffin yang terjadi pada 37H. Dalam perang ini, Ali memiliki pasukan berjumlah 95 ribu yang melawan golongan Muawiyah yang memiliki jumlah pasukan sebanyak 85 ribu. Dalam Perang Shiffin, Ali dan pasukannya hampir memenangkan perang, tapi perang dinyatakan damai ketika Amr bin Ash mengangkat mushaf Al-Qur’an. Ali meminta pasukan tidak melanjutkan perang, meski terjadi gencatan senjata. Kebijakan tersebut membuat pasukan jadi terpecah belah, setidaknya menjadi tiga bagian Kelompok Syiah, Kelompok Murjiah, dan Kelompok Khawarij dengan pemahaman serta pendukungnya masing-masing. Dari kelompok-kelompok pemberontak ini, mereka memprotes pengangkatan Ali sebagai khalifah. Ada pula rencana pembunuhan pada Ali yang dieksekusi oleh Abdurrahman bin Muljam yang berhasilan melakukan pembunuhan pada Ali, ketika menantu terkasih Rasulullah tersebut tengah menuju masjid. Saat itu usia Ali ialah 63 tahun, dan dia meninggal pada 19 Ramadhan 40H, sekaligus menjadi tanda berhentinya masa Khulafaur Rasyidin. Baca Juga Syekh Muhammad Thoifur Mawardi, Kyai Purworejo Ahli Bertemu Rasulullah dalam Mimpi Somad Ali dan Jonatan adalah teman sekelas. Mereka sepakat mengerjakan tugas prakarya dari sekolah pada hari Minggu jam 07.00 WIB. Namun, tiba-tiba Jonatan meminta maaf tidak bisa bergabung karena ayahnya mengajak beribadah ke gereja.
Ilustrasi artikel Kata-kata Ali bin Abi Thalib yang Bijak sebagai Inspirasi Umat Islam. Sumber bin Abi Thalib adalah khalifah keempat dalam sejarah kepemimpinan Islam. Ia menjadi khalifah setelah Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Ali bin Abi Thalib adalah sosok yang memiliki sifat mulia dan juga cerdas. Keluhuran sifat dan kecerdasan Ali bin Abi Thalib juga tercermin dalam kata-katanya yang bijak. Berikut ini adalah kumpulan quotes atau kata-kata bijak Ali bin Abi Thalib yang bisa jadi inspirasi umat Quotes atau Kata-Kata Ali bin Abi Thalib yang Bijak Sebagai InspirasiKumpulan quotes atau kata-kata Ali bin Abi Thalib yang bijak ini bersumber dari buku Mutiara Kearifan Ali bin Abi Thalib yang diterjemahkan oleh Ust. Muhammad Al-Baqir 2015 86-105. "Cabutlah kejahatan dari dalam hati saudaramu dengan mencabutnya dari dalam hatimu sendiri.""Penyesalan adalah buah kelalaian, dan keselamatan adalah buah kebijakan.""Tidak baik berdiam diri tentang sesuatu yang diketahui dan tidak baik berbicara tentang sesuatu yang tak diketahui."" Allah SWT mengistimewakan sebagian para hamba-Nya dengan anugerah kekayaan dari-Nya guna dapat dinikmati juga oleh hamba-hamba-Nya yang lain. Maka, Dia pun membiarkan harta itu di tangan mereka orang-orang kaya selama mereka mau menggunakannya untuk kepentingan orang banyak. Tetapi jika mereka hanya menggenggamnya untuk diri sendiri, niscaya Dia mencabutnya dari mereka dan memindahkannya kepada orang lain.""Tidak sepatutnya seseorang merasa aman tentang dua hal kesehatan dan kekayaan. Sekarang kelihatannya ia sehat, tiba-tiba jatuh sakit. Sekarang ia kaya, tiba-tiba jatuh miskin.""Allah mewjaibkan atas orang jahil agar ia belajar, sebagaimana dia mewajibkan atas orang yang pandai agar mengajarkan kepandaiannya.""Sungguh, bagi setiap kebaikan dan kejahatan pasti ada pelakunya, sehingga betapapun kamu meninggalkannya niscaya hal itu akan dikerjakan juga oleh para ahli pelakunya masing-masing.""Berbuatlah kebaikan dan jangan meremehkan sesuatu darinya. Sebab, sekecil-kecil kebaikan adalah besar dan sesedikit-sedikitnya adalah banyak. Janganlah seseorang berkata bahwa orang lain lebih patut mengerjakan sesuatu dari hal kebaikan daripada dirinya sendiri, sedemikian sehingga hal itu benar-benar menjadi seperti yang dikatakannya."Ilustrasi artikel Kata-kata Ali bin Abi Thalib yang Bijak sebagai Inspirasi Umat Islam. Sumber kumpulan quotes atau kata-kata bijak Ali bin Abi Thalib. Semoga kumpulan kata-kata Ali bin Abi Thalib yang bijak ini dapat menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk selalu memperbaiki akhlak dan untuk selalu berbuat baik kepada sesama, serta saling mengingatkan dalam kebaikan.IND
Merekamengasut para shahabat yang lain untuk menentang kebijakan Ali bin Abi Thalib. Dan melakukan perlawanan terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib. Akibatnya terjadi peperangan seperti perang Jamal dan perang Shiffin. 3. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa. Pada saat Khalifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan , Wilayah Islam sudah mencapai India. Bertepatan dengan di mulainya kembali proses pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tanggal 13 Juli 2020 sebagai hari dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021. Oleh karena itu, perlu kita mengulas kembali tentang enam hal sebagai modal dalam mencari ilmu. Syaikh Az-Zarnuji di dalam kitabnya Ta’lim Muta’allim membahas sebuah syair dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra, yang artinya “Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan memberitahukan secara lengkap, yaitu Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama”. Poin pertama yang disebutkan adalah kecerdasan. Pada tulisan ini akan dibahas terkait dengan 7 Rahasia Kecerdasan Ali bin Abi Thalib. 1. Belajar Langsung kepada Rasulullah saw Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang pertama adalah belajar langsung kepada Rasulullah Saw. sejak usia 6 tahun, ia tercatat sebagai anak angkat dan hidup satu atap bersama Rasulullah saw. Sejak usia anak-anak Ali telah mendapat pengasuhan dan pendidikan langsung di dalam keluarga Rasulullah saw. Tidak hanya itu, dengan hidup bersama keluarga Rasulullah saw, ia dengan sendirinya juga dapat mengamati dan mempelajari apa saja yang berkaitan dengan Rasulullah saw beserta keluarganya, baik yang berhubungan dengan tingkah laku maupun ucapan. Rasulullah saw benar-benar mendidik Ali. Hal ini terlihat tatkala beliau semakin dekat untuk menerima gelar kenabian. Ali sering diajak oleh beliau untuk menyepi di gua Hira. Bahkan, Ali juga diajak untuk mendaki bukit-bukit sekeliling Makkah untuk menikmati keindahan dan keunikan bukit serta merenungkan kebesaran ciptaan Allah swt. Oleh karena itu, Tak heran apabila kecerdasan dan kedalaman dalam ilmu Agama Islam seorang Ali tidak diragukan. Bahkan Nabi bersabda “Aku adalah pintunya Ilmu, dan Ali adalah kuncinya”. 2. Belajar dengan Sungguh-Sungguh Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang kedua adalah menanamkan kesungguhan dalam belajar atau belajar dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam belajar telah menjadikannnya memiliki kecerdasan luar biasa. Kesungguhan Ali bin Abi Thalib dalam belajar terlihat dengan nyata tatkala ia berada di bawah asuhan Rasulullah saw. Ia sering mengamati apa yang dikerjakan oleh Rasulullah saw kemudian memikirkannya dengan sungguh-sungguh. Dari kesungguhannya dalam belajar kepada Rasulullah saw ia sejak kecil tidak pernah sedikitpun mengikuti tingkah laku orang-orang jahiliah yang banyak disekelilingnya. Ia tidak pernah melakukan zina sebagaimana orang jahiliah melakukannya. Ia tidak menyembah berhala sebagaimana orang-orang jahiliah melakukannya. Padahal ia hidup di tengah orang-orang jahiliah. Ihwal kesungguhan Ali bin Abi Thalib dalam belajar kepada Rasulullah saw telah menjadikannya sebagai orang pertama dari golongan anak-anak yang masuk Islam. Ia tanpa ragu sedikitpun dalam menyatakan kesetiannya kepada Rasulullah saw untuk memeluk agama Islam yang sudah didakwahkan oleh beliau secara terang-terangan. Ia menyatakan masuk Islam kurang lebih ketika usianya masih 10 tahun. 3. Berguru Pada Ahlinya Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang ketiga adalah berguru pada ahlinya atau belajar kepada ahlinya. Telah dikatakan bahwa ia sejak kecil berada dalam asuhan Rasulullah saw, jadi ia benar-benar berguru kepada ahlinya. Tentu saja, tidak perlu dipertanyakan dan dibahas mengenai keahlian Rasulullah saw di bidang ilmu. Rasulullah saw merupakan manusia yang tiada tandingannya sepanjang sejarah. Sehingga, tak heran, jika Michael Hart, penulis buku terkenal “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah”, meletakkan Nabi Muhammad saw sebagai tokoh pertama yang meraih kesuksesan luar biasa, baik di bidang agama maupun ruan lingkup dunia. Penting untuk diketahui, seorang guru sangat menentukan bagi kecerdasan dan keberhasilan muridnya. Guru yang benar-benar ahli di bidang yang diajarkannya dapat memudahkan muridnya untuk memahami isi pelajaran yang disampaikannya. Sebaliknya, sangat sulit bagi seorang guru untuk memberikan pemahaman pelajaran yang valid dan utuh kepada muridnya jika ia sendiri tidak menguasai atau tidak ahli di bidang yang dikerjakannya. Sayyidina Ali benar-benar orang yang sangat beruntung. Karena ia dapat belajar langsung kepada ahli ilmu, bahkan gudang ilmu itu sendiri. Hasil belajar kepada ahlinya sangat dirasakan betul olehnya. Ia menjadi ahli di bidang ilmu hukum fiqh, ketuhanan teologi, bahasa dan sastra, kebijaksanaan, keberanian, dan lain-lain. Semuanya di dapat dari sang guru ahli, Rasulullah saw. Ringkasnya ketika kita mau belajar ilmu apa pun hendaknya kita belajar kepada ahlinya, karena dengan belajar kepada ahlinya kita akan mendapatkan pencerahan. Jangan sekali-kali kita belajar suatu ilmu kepada yang bukan ahlinya, karena akan mengarahkan kepada kesesatan. 4. Mengikat Ilmu dengan Menuliskannya Ali bin Abi Thalib berkata “Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”. Perkataan tersebut sangat pouler di kalangan intelektual Muslim. Karena, kata tersebut sangat terbukti kebenarannya dan dapat menginspirasi semua orang untuk menjadi intelektual yang dikenang kecerdasan Ali bin Abi Thalib selanjutnya adalah senantiasa mengikat ilmu berupa Alquran agar tetap abadi sepanjang masa, baik sebagai ilmu atau untuk bacaan dalam ibadah, selalu menuliskannya. Pasca wafatnya Nabi saw, ia mengumpulkan dan menulis Alquran sehingga ia tidak pernah keluar dari rumahnya, kecuali hanya untuk mengikuti shalat jamaah. Terkait dengan keterangan ini, Hernowo penulis buku Mengikat Makna dengan cukup padat menuliskan pekerjaan Ali bin Abi Thalib dalam menulis Alquran. “Imam Ali mengumpulkan ayat-ayat Alquran sesuai dengan urutannya ketika diturunkan. Dicatatnya juga mengenai jenis ayat yang memiliki pengertian umum dan khusus, yang mutlak dan yang muqayyad, yang muhkan dan yang mutasyabih, yang nasikh dan yang mansukh, yang azimah ketentuan tugas untuk dilaksanakan dan yang termasuk rukhshah kelonggaran untuk memudahkan. Selain itu, disusun pula etika dan cara-cara membaca dan mempelajari, serta tentang asbabun-nuzulnya”. Selain dengan cara itu, apa yang ia khutbahkan atau sampaikan di depan umum, banyak orang yang menghafalkannya kemudian menuliskannya. Kumpulan khutbah, kata-kata mutiara, surat-surat, syair, dan lain-lain ditulis dan dikumpulkan dalam satu buku terkenal yang dinisbahkan kepada Ali bin Abi Thalib, yaitu buku yang diberi judul Nahjul Balagahah. Ali bin Abi Thalib senantiasa mengikat ilmu dengan menuliskannya serta memerintah agar orang-orang juga mengikat ilmunya dengan menuliskannya. Hal ini merupakan rahasia kecerdasannya. Oleh karena itu , jika kita ingin cerdas seperti Ali bin Abi Thalib, maka ikatlah ide-ide yang muncul dari kecerdasan anda dengan menuliskannya. 5. Merangkai Kata-Kata Indah Merangkai kata-kata indah merupakan salah satu cara menstimulasi otak agar cerdas. Ali bin Abi Thalib sangat pandai merangkai kata-kata indah sehingga tak menutup kemungkinan kecerdasannya yang luar biasa dikarenakan ia terbiasa membaca, belajar, dan merangkai kata-kata indah. Telah dikatakan bahwa ia belajar pada Alquran dan hadis. Sementara, Alquran dan hadis mengandung kata-kata indah. Jadi, kepandaian Ali bin Abi Thalib dalam merangkai kata-kata indah tidak lepas dari apa yang sering ia baca dan pelajari. Ali bin Abi Thalib dengan kata-katanya yang indah telah menumbuhkan kecerdasannya dengan baik dan indah. Sekaligus ia telah mendorong pembacanya untuk ikut cerdas dan memiliki kecerdasan yang indah. Dengan kata lain, kata-kata indah dapat menumbuhkan moralitas dalam diri seseorang. 6. Memahami kemampuan Diri Orang yang berilmu, kata Ali bin Abi Thalib adalah yang mengetahui kemampuan dirinnya dan cukuplah seseorang dikatakan bodoh jika ia tidak mengetahui kemampuan dirinya. Dengan demikian, mengetahui kemampuan diri sendiri adalah ciri orang yang berilmu. Bagaimana orang yang berilmu mengetahui kemampuan dirinya? Mengetahui ilmu yang ada di dalam diri adalah satu dari sekian rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Ia mengenali dan memahami ilmu yang berada di dalam dirinya. Dengan pengetahuan itu, ia dapat mengukur sejauh mana kemampuannya dan terdorong untuk terus meningkatkan kecerdasannya. Baginya, orang yang memiliki ilmu adalah orang yang tahu terhadap kemampuan yang dimilikinya. Dengan mengetahui kemampuan atau ilmu yang ada dalam diri, maka ia akan mengamalkannya dan akan bertindak sebagaimana ilmunya. Sebenarnya, mengetahui ilmu yang ada di dalam diri, jika merujuk kata-kata Ali bin Abi Thalib, adalah sebuah cara untuk menyadarkan diri bahwa di dalam diri terdapat ilmu yang dicerap. Tatkala kesadaran semacam ini tumbuh, akan timbul pertanyaan, hendak diapakan ilmu yang ada di dalam diri? Apakah hendak dilupakan atau diamalkan? Jika ilmu dilupakan atau pura-pura dilupakan, maka ia akan bertindak seperti orang bodoh. Jika diamalkan, maka disitulah hasil dari mengetahui ilmu yang ada di dalam diri dan akan tampak bahwa dirinya adalah orang yang berilmu. 7. Mengamalkan Ilmunya Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Seseorang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya, sama saja dengan orang yang tidak memiliki ilmu. Bahkan, ilmunya akan menjadi beban bagi orang yang tidak mengamalkannya. Selain itu, menurut Ali bin Abi Thalib, ilmu yang tidak diamalkan cenderung akan meninggalkan pemiliknya. Kalau harta tidak bermanfaat mungkin tidak akan lari dari pemiliknya. Tetapi kalau ilmu yang tidak diamalkan, ia akan lari dari pemiliknya. Ali ra berkata, “Ilmu berhubungan dengan amal, ilmu memanggil amal Jika ia amal menyambut panggilannya..; bila tidak menyambutnya, ia akan berpindah darinya.” Inilah sebenarnya salah satu rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Ia memiliki ilmu kemudian mengamalkannya. Ilmu yang diamalkan akan tetap bersama pemiliknya. Ali tetap bertahan dengan ilmunya karena ia mengamalkannya. Sementara ilmu yang tidak diamalkan akan meninggalkan pemiliknya. Ali tidak akan pernah ditinggalkan oleh ilmunya karena ia terus menagamalkannya sepanjang hidupnya. Demikianlan 7 rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang sangat luar biasa. Semoga memberikan inspirasi kepada kita semua dan kita dapat mengamalka yang yang telah dicontohkan oleh Ali bin Abi Thalib tersebut. Sehingga kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat, yang akan menjaga kita di dunia hingga akhirat. RujukanMayskur Arif Rahma, Rahasia Kecerdasan Ali bin Abi Thalib si super jenius kisah-kisah inspiratif kecerdasannya, Yogyakarta Diva Press, 2013Hernowo, Mengikat Makna Update Bandung Kaifa, 2009Muhammad Ahmad Isa, Para Penggenggam Surga Biografi Intelektual Pendamping Rasul tercinta pada Masa Peradaban Islam, Bandung Mizania, 2016 Sedangkankecerdasan Ali ditunjukkan dengan begitu banyak ilmu agama yang dia kuasai dengan mendalam. Bahkan Rasulullah pernah bersabda: "Aku kota ilmu pengetahuan, sedangkan Ali adalah ilmu gerbangnya." Sebab dalamnya ilmu pengetahuan inilah, fatwa Ali sering diikuti oleh umat. Bagi Ali, "Ilmu itu lebih baik daripada harta.
Jawabansaat melamar Fatimah binti Muhammad shallallahu alaihi wasallamPenjelasanpada pada saat itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengadakan sayembara di mana yang bisa mengkhatankan Alquran dalam waktu singkat maka Fatimah akan menjadi istrinya para sahabat kebingungan terkecuali Ali bin Abi Thalib kemudian ia maju dan membaca surat al-ikhlas 3 kali kemudian Rasulullah SAW selalu tersenyum dan menikahkan dia dengan Fatimah Rasulullah pernah bersabda bahwa al-ikhlas satu kali membaca nya sama dengan membaca sepertiga al-quranmaaf kalo salahjika benar semoga membantu
Membentuksebuah masyarakat yang --meminjam istilah Akbar S. Ahmad --ideal. Mencetak tokoh-tokoh seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali k.w. Dengan ciri-ciri antara lain, keadilan Umar yang tiada tara, sifat pemalu Utsman, kecerdasan Ali yang demikian rupa, kezuhudan Abu Dzar yang tanpa tanding, keluasan ilmu pengetahuan Mu'adz dan seterusnya(6).
Kisah Islami – Kisah kecerdasan Yang dimiliki oleh Syaidina Ali Bin Abi Thalib dalam melihat masalah dengan sangat teliti. Ali Bin Abi Thalib Masuk dalam 170 Urutan Sahabiyah dan Sahabat Nabi Muhammad SAW. Dan beliau merupakan khalifah keempat dalam kejayaan Matahari Hormat dan RukukBetapa cerdasnya sahabat Nabi tersebut dalam menuntaskan kasus-kasus yang terjadi di Madinah dan Mekkah. Dalam melihat masalah, selalu menggunakan cara berpikir rasional revolusioner dan Ali Bin Abi Thalib Terhadap Beberapa KasusKetika itu Khalifah kedua yakni Umar bin Khattab RA. seorang Wanita cantik berteriak Jin Sungai Nil, Tradisi Tumbal, Dan Power Umar Bin Khattab“Wahai Khalifah, Seorang lelaki telah menodai kehormatanku, ini bukti perbuatannya” Wanita ini mengadu kepada Umar, sambil menunjukkan cairan didekat umar seketika meminta kepada wanita lain, untuk memeriksa cairan yang dilaporkan wanita tersebut.“Didekat organ kewanitaan, ada cairan Sp*rma” Lapor wanita yang memeriksa wanita tersebut kepada laporan yang memeriksa tersebut. Umar menghadirkan pemuda Ansor yang dituduh wanita merasa tidak melakukannya, maka lelaki tersebut membela diri“Wahai Amirul Mukminin, periksalah dengan teliti kasus ini. Demi Allah, aku tidak berzina. Aku juga tidak menyukainya. Dia menggodaku tetapi aku menjaga kehormatanku.” Keren kan lelaki Anshor ini. Digoda untuk berzina namun dia menolaknya. Akan tetapi beberapa orang yang menyaksian, menjadi bingung. Benar yang wanita itu benar-benar menjadi korban zina lelaki tersebut. Ataukah lelaki ini tidak melakukan sama sekali?Temasuk Umar Bin Khattab mulai Bin Khattab Konsultasi Kepada Sayyidina Ali Bin Abi Thalib“Wahai Abul Hasan, apa pendapatmu terkait kasus ini?” Konsultasi Sayydidina Umar kepada Sayyidina Ali setelah mendengar perkataan pemuda bin Abu Thalib, RA mengamati bekas air Sp*rma yang menempel pada baju wanita Ali Bin Abi Thalib dengan kecerdasan yang ia miliki, Ia minta disediakan air kagetnya kedua orang tersebut, karena mereka pikir akan disiram Muadzin Utama Dunia, Pingsan Ketika Adzan Sepeninggal RasulDatanglah air panas, kemudian dituangkannya air panas itu ke baju tersebut. Apa yang terjadi?Cairan yang dilaporkan sebagai cairan sp*rma tersebut berubah warna menjadi putih dan membeku. Syaidina Ali menciumnya. Diperhatikan oleh Umar Bin Khattab. Sambil heran. Kira-kira kalau bahasa zaman now “Sayyiidina Ali, mau ngapain? Apa gak jijik itu? hehe”Tak lama kemudian, Ali Bin Abi Thalib mencicipi cairan yag beku tersebut. Semua orang dalam ruangan menjadi heran. Ada apa dengan Ali Bin Thalib yang memakan cairan kotor?“Ini putih telur” Begitu kesimpulan Ali Bin Abi Bin Khattab dan seluruh yang ada dalam ruangan kaget. Setelah sebelumnya bingung dan heran saat menyaksikan Sayyidina Ali mencicipi cairan putih telur hal itu, maka Ali kemudian melakukan wawancara mendalam. Membongkar apa maksud wanita itu berbohong.“Sebenarnya aku yang menyukai pemuda tersebut. Aku mendekatinya, namun tak mampu menaklukkannya. Maka aku membuat rencana ini. Kuoleskan putih telur pada baju dan sekitar pahaku. Kemudian aku kemari untuk mengadukan pemuda tersebut.” Jelas wanita lainnya, Saat Ia Menjadi KhalifahDengan kecerdasan maka kisah berikut ditunjukkan kemampuan Ali bin Abi telah dikisahkan, seorang pemuda dari kalangan Anshor mengadukan ibunya kepada Khalifah Umar. Namun, wanita itu menolak mengakui pemuda tersebut sebagai justru menuduh pemuda itu berdusta dan menuduhnya Juga Cara Cerdas Ali bin Abi Thalib Selesaikan Kasus Ibu yang Menolak AnaknyaAmirul mukminin meminta pemuda itu membawakan bukti, namun ia tak wanita yang diakui sebagai ibunya itu membawa beberapa saksi wanita yang menyatakan bahwa ia belum menikah. Dan pemuda itulah yang berdusta dan secara tidak langsung menuduh wanita baik-baik telah Bin Abi Thalib, yang ingin menyelesaikan perkara tersebut. Lantas meminta lelaki itu untuk menjadikannya sebagai ayah Ali rupanya memiliki rencana lain. Untuk membongkar kasus pemuda tersebut mau mengalah, Ali menikahkannya dengan wanita yang mengadukannya. Pihak wali wanita setuju. Namun, wanita itu mengiba.“Wahai Abu Al Hasan,” kata wanita itu.“Demi Allah, ini adalah dosa. Aku tidak bisa menikah dengannya. Dia itu sebenarnya anakku.”Semua orang kaget mendengar pengakuan wanita tadi ia menolak mengakui pemuda tersebut anaknya bahkan bersikeras mengatakan pemuda itu berdusta.“Bagaimana itu bisa terjadi?” tanya Syadina Ali Bin Abi Thalib yang memiliki itu pun membuka rahasianya. “Aku dinikahkan dengan pria negro, lalu mengandung anak ini. Ketika pergi berperang, suamiku terbunuh. Lalu kubawa anak ini ke Bani Fulan hingga ia tumbuh besar di sana. Sejak itu aku tak mengakuinya sebagai anak.”“Aku adalah ayahnya Al Hasan. Pertemukan pemuda ini dengan garis nasabnya,” pungkas Kisah dan Kecerdasan Ali Bin Abi Thalib dalam menyelesaikan sebuah perkara yang Islami Lainnya;Dulu Musuh, Kisah Khalid Bin Walid Yang FenomenalSahabat Rasul yang Dijamin Allah Pasti Masuk Surga Inilahsosok terpilih yang dinikahkan dengan Fathimah binti Muhammad ketika Abu Bakar dan Umar bin Khaththab ditolak saat meminang anak kesayangan Nabi itu. Inilah sosok cerdas yang penuh semangat. Cerah wajahnya, ceria perangainya, berwawasan luas dan gagah berani. Dalam sebuah sabdanya, Rasulullah mengatakan, "Tak ada pemuda, melainkan
Contoh Soal tentang Usman bin Affan dan Ali bin Thalib Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang benar dan tepat 1. Sahabat Khulafaur Rasyidin ke tiga adalah ….a. Abu Bakar as-Shiddiqb. Usman bin Affan c. Umar bin Khattab d. Ali bin Abi Thalib 2. Yang bukan termasuk akhlak sahabat Usman bin Affan di bawah ini adalah ….a. Penyabarb. Keras c. Ramah d. Tegas 3. Yang paling berhak atas irman Allah yang artinya “dan barang siapa terjaga dari sikap kikir, mereka itulah orang-orang beruntung” adalah sahabat ….a. Umar bin Khattabb. Abu bakar as-Shiddiq c. Usman bin Affan d. Ali bin Abi Thalib 4. Salah satu sikap Usman bin Affan yang harusnya dimiliki oleh para pengusa saat ini adalah ….a. Mau berbuat perubahan yang lebih baik dan sejahtera tanpa melihat latarbelakangnyab. Menghabiskan anggaran negara untuk masyarakatc. Memantau harga pasard. Sederhana dan bersahaja 5. Salah satu prestasi Usman bin Affan yang dikenal dan dirasakan hingga saat ini adalah …a. Menyalurkan dana pajak untuk kepentingan masyarakatb. Kodiikasi al-Qur’anc. Tangguh di medan perangd. Menenangkan rakyatnya di saat tertimpa musibah 6. Sahabat yang di sebut oleh Nabi sebagai pintu ilmu adalah ….a. Ali bin Abi Thalibb. Usman bin Affan c. Zaid bin Tsabit d. Umar bin Khattab 7. Sahabat yang juga sekaligus menantu Rasulullah Saw adalah ….a. Ali bin Abi Thalibb. Usman bin Affan c. Zaid bin Tsabit d. Umar bin Khattab 8. Kecerdasan Ali bin Abi Thalib ditunjukkan dengan ….a. Menyelesaikan persolan secara bijak dan tegasb. Menyelesaikan persoan secara tegasc. Menyelesaikan persoalan dengan musyawarahd. Menyelesaikan persoalan dengan arbitrase 9. Sahabat terakhir pada kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah ….a. Ali bin Abi Thalibb. Usman bin Affan c. Zaid bin Tsabit d. Umar bin Khattab 10. Karakter Ali bin Abi Thalib yang paling menonjol adalah ….a. Beranib. Khauf c. Santun d. Membela kebenaran Contoh Soal tentang Usman bin Affan dan Ali bin Thalib Uraian Essay Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan jelas1. Jelaskan tentang hikmah setelah mempelajari sejarah sahabat Usman bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib?2. Sebutkan prestasi yang diraih oleh Usman bin Affan?3. Sebutkan prestasi yang diraih oleh Ali bin Abi Thalib?4. Mengapa seorang pemimpin dibutuhkan sikap dermawan?5. Mengapa Rasulullah menganggap sahabat Ali bin Abi Thalib sebagai pintunya ilmu?
KhalifahAli bin Abi Talib (655-660 M) yang berkuasa setelahnya berusaha mengatasi pemberontakan dengan menarik para amir yang sebelumnya diangkat oleh Utsman. Di saat yang sama, tuntutan untuk membalas dendam atas pembunuhan Utsman pun meningkat hingga meletuslah Perang Jamal atau Perang Unta pada 656.
Jakarta - Ali bin Abi Thaib bin Abdul Muththalib bin Hasyim lahir di Mekkah pada tanggal 13 Rajab. Ali lahir pada tahun ke-32 dari kelahiran Nabi Muhammad juga yang menyebutkan jika Ali dilahirkan pada 21 tahun sebelum adalah paman dari Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay. Sedangkan ibunya bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi dari garis keturunan kedua ayah ibunya, Ali merupakan keturunan berdarah Hasyimi yang dikenal sebagai keluarga yang mulia, penuh kasih sayang, pemegang kepemimpinan masyarakat, dan memiliki sejarah cemerlang di masyarakat memberi nama Haidarah macan pada Ali, diambil dari nama kakek Ali, Asad. Dengan harapan, anaknya dapat tubuh menjadi seorang laki-laki pemberani. Namun, ayahnya memberinya nama Ali yang leluhur, hingga sekarang nama Ali-lah yang lebih dikenal masyarakat bin Abi Thalib telah memeluk Islam sejak ia masih kecil, bahkan dari buku tulisan Mustafa Murrad, ia bisa disebut sebagai orang pertama yang masuk SAW telah mengasuh, mendidik, dan mengajarinya sejak kecil. Kasih sayang dan kemuliaan Rasulullah SAW inilah yang membentuk karakter Ali saat hidupnya, Ali hidup dengan sederhana. Ia cukup makan dengan lauk cuka, minyak, dan roti kering yang dipatahkan dengan yang digunakan Ali juga pakaian yang kasar, yakni pakaian ala kadarnya untuk menutupi tubuh saat cuaca panas dan terpaan hawa dingin, seperti yang dikutip dari tulisan Sayyid Ahmad Asy-Syalaini dalam bukunya yang berjudul Kumpulan Khotbah Ali Bin Abi di rumahnya, tidak telihat sebuah kasur sama sekali atau pun bantal tempatnya untuk dari buku Kisah Hidup Ali Ibn Abi Thalib karya Mustafa Murrad, sebagai pemimpin, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai orang yang senantiasa berakhlak baik, bahkan sejak ia masih anak-anak. Ia pun suka berkeliling sekadar untuk menantikan siapa pun yang menghampirinya guna meminta bantuan atau bertanya sebuah siang yang terik, orang-orang di pasar sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing. Tibalah seorang Ali bin Abi Thalib dengan mengenakan dua lapis pakaian, gamis sebatas betis, sorban melilit tubuhnya, dan bertumpu pada sebatang berjalan mengelilingi pasar untuk berdakwah, mengingatkan manusia untuk bertakwa kepada Allah SWT dan melakukan transaksi jual beli dengan yang dikisahkan oleh penulis Zaidan, Ali bin Abi Thalib memiliki kebiasaan berjalan ke pasar seorang diri. Biasanya ia menasihati orang yang tersesat, menunjukkan arah kepada orang yang kehilangan, menolong orang yang lemah, hingga menasihati para pedagang dan penjual bersikap zuhud dari dunia karena ia merasa hari-hari di dunia hanyalah pada suatu malam yang dingin, Ali tidak menggunakan sehelai selimut yang tebal. Seorang laki-laki mendapati tubuh Ali menggigil seperti demam dan hanya mengenakan selimut beludru yang rusak. Laki-laki itu kemudian berkata,"Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah telah menerapkan bagimu dan keluargamu bagian dari Baitul Mal, tetapi aku melihatmu menggigil karena berselimut beludru butut?"Kemudian Ali menjawab, "Demi Allah, aku tak mau sedikit pun mengambil harta kalian kaum muslim, dan kain beludru ini aku bawa dari rumahku."Dalam sebuah kisah yang diceritakan oleh Abu Ghissin, seorang budak, Ali pernah terlihat membeli pakaian murah pada seorang pedagang pakaian. Kemudian Ali mengenakan pakaian yang dibelinya tersebut, ternyata panjangnya hanya sampai tengah halaman selanjutnya Bahkan Rasulullah sendiri pun mengakui kecerdasan Ali bin Abi Thalib dan menjulukinya sebagai kuncinya ilmu. Oleh sebab itu, banyak orang yang bertanya kepada Ali bin Abi Thalib dengan berbagai macam motif. Ada yang ingin sekedar mengetes, ada yang yang ingin menjatuhkan, tapi ada pula yang ingin benar-benar mendapatkan jawaban atas persoalan

membaca al-Qur'an Inilah orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak. Inilah sosok terpilih yang dinikahkan dengan Fathimah binti Muhammad ketika Abu Bakar dan Umar bin Khaththab ditolak saat meminang anak kesayangan Nabi itu. Inilah sosok cerdas yang penuh semangat. Cerah wajahnya, ceria perangainya, berwawasan luas dan gagah berani. Dalam sebuah sabdanya, Rasulullah mengatakan, “Tak ada pemuda, melainkan Ali saja.” Suatu hari dalam rangkaian Haditsul Ifki, ketika Aisyah binti Abu Bakar yang merupakan istri Rasulullah difitnah telah berselingkuh dengan Shofwan bin al-Muwaththal, maka Nabi memanggil Ali untuk meminta pendapat. Sebab tak ingin menambah beban pikiran kekasihnya itu, Ali berkata, “Wahai Rasulullah, Allah tidak akan menyulitkanmu dalam perkara ini.” “Sungguh,” lanjut beliau, “masih banyak perempuan di muka bumi.” Kata beliau sampaikan pendapatnya, “Nikahilah siapa pun yang ingin engkau nikahi dan ceraikanlah siapa pun yang ingin kauceraikan.” Maksud perkataan Ali adalah supaya Nabi tidak habis pikiran dan potensinya untuk memikirkan fitnah orang munafik tersebut. Bahwa ada banyak hal lain yang lebih besar. Pada kesempatan lain, ketika ada yang bertanya, “Pada zaman Abu Bakar dan Umar keadaannya damai. Mengapa di masa kepemimpinanmu banyak terjadi perpecahan dan kekacauan?” Maka jawab Ali santai dan cerdas, “Di zaman kedua sahabatku, akulah yang mereka pimpin.” Lanjutnya membuat penanya diam, “Sedangkan di zamanku, rakyatnya adalah seperti kamu.” Itulah jawaban cerdas. Ringan, namun sarat kebenaran. Selain itu, jawaban Ali membuat yang bertanya diam sebab tak miliki hujjah lain. Bahkan, ketika beliau dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, si munafik itu berkata, “Aku telah membeli pedang ini seharga 1000 dirham dan kulumuri dengan racun seharga 1000 dirham.” “Demi Allah,” lanjut si munafik menyebut nama yang Mahasuci, “aku berdoa agar pedang ini bisa membunuh makhluk-Nya yang terburuk dan terkutuk.” Di saat-saat seperti itu, Ali yang mulia akhlaknya masih bisa tersenyum, kemudian berkata, “Doamu akan terkabul, insya Allah.” Maka pembunuh terlaknat itu menyambar dengan tanya, “Jadi kau mengaku sebagai seburuk-buruknya makhluk Allah?” “Tidak!” gertak Ali, “kaulah orangnya!” Ali pun berkata bahwa ia akan meminta anaknya untuk memberikan hukuman Qishash kepada Abdurrahman bin Muljam dengan pedangnya itu. Lanjut Ali, “Karena aku pernah mendengar Nabi bersabda, Maukah kuberitahukan kepadamu seburuk-buruk makhluk, hai Ali?’ “Dia adalah,” lanjut Ali meneruskan sabda kekasihnya, “Ahimyar Tsamud yang membunuh unta Nabi Shalih dan seorang lelaki yang mengayunkan pedang ke kepalamu hingga darah membasahi janggutmu!” Maka Abdurrahman bin Muljam itulah seburuk-buruk makhluk Allah. [Pirman]

.
  • kt856xw87l.pages.dev/611
  • kt856xw87l.pages.dev/584
  • kt856xw87l.pages.dev/577
  • kt856xw87l.pages.dev/789
  • kt856xw87l.pages.dev/596
  • kt856xw87l.pages.dev/35
  • kt856xw87l.pages.dev/674
  • kt856xw87l.pages.dev/994
  • kt856xw87l.pages.dev/220
  • kt856xw87l.pages.dev/844
  • kt856xw87l.pages.dev/224
  • kt856xw87l.pages.dev/915
  • kt856xw87l.pages.dev/280
  • kt856xw87l.pages.dev/519
  • kt856xw87l.pages.dev/697
  • kecerdasan ali bin abi thalib ditunjukkan dengan