OrangKristen yang tidak dewasa secara rohani cenderung mencari-cari masalah dengan orang lain di dalam gereja. Akibatnya konflik tidak dapat dihindari. "Pemuridan adalah suatu proses membawa orang ke dalam hubungan yang dipulihkan dengan Allah dan membina mereka menuju kedewasaan penuh di dalam Kritus melalui rencana pertumbuhan yang
- Menjalani hubungan butuh kedewasaan, dan usia bukan patokan untuk menilai kedewasaan seseorang. Menjadi dewasa adalah sebuah kerja keras. Untuk menjadi dewasa dalam menjalani hubungan, setidaknya ada 8 hal yang perlu diperhatikan, dipelajari, dan dilakukan. Seperti dilansir Boldsky, Senin 7/10/2019, berikut 8 cara menjalani hubungan yang dewasa. 1. Tidak egoisJika Anda ingin hubungan bertahan lama, Anda harus membuang keegoisan. Ketika berada dalam suatu hubungan, Anda harus memikirkan pilihan pasangan. Ini akan memvalidasi fakta bahwa Anda benar-benar peduli pada pasangan dan berkomitmen pada itu. Selain itu, dengan cara ini, Anda akan menghindari pertengkaran yang buruk yang mungkin sering menyebabkan percekcokan. 2. Saling percaya dan menghargai Jumlah kepercayaan dan rasa hormat yang Anda miliki untuk pasangan mencerminkan tingkat kedewasaan yang Anda miliki dalam hubungan. Terkadang, ketika ada kesalahpahaman antara Anda dan pasangan, Anda harus memercayai pasangan. Bahkan, jika Anda kesal dengan perilaku pasangan atau tidak menyetujuinya, Anda harus mendukung pasangan ketika Anda berdua berada di depan umum atau menghadiri suatu acara. Alih-alih marah, Anda bisa menyuarakan pendapat Anda dan menyelesaikan masalah dengan matang. Baca Juga Momen Sepasang Kekasih Berpelukan Terseret Arus Banjir Bandang Sembahe 3. Jangan berharap dari pasanganTidak ada manusia yang sempurna, dan oleh karena itu, sangat kekanak-kanakkan mengharapkan itu dari pasangan. Mengomel tentang kekurangan pasangan mungkin membuat hubungan menjadi lebih buruk. Hidup tidak hitam dan putih, begitu pula dengan hubungan. Selalu ada area abu-abu. Singkatnya, Anda harus selalu menerima kekurangan pasangan dan tidak menghakimi dia berdasarkan kelemahannya. Tetapi, jika Anda marah dan mengucapkan kata-kata negatif, hubungan Anda mungkin akan menderita. Anda harus memuji ketidaksempurnaannya. Dengan cara ini, kedewasaan Anda akan tercermin. 4. Bersabar dan toleransi Suatu hubungan ada up and down. Jika Anda rentan, hal lain mungkin menjadi lebih buruk. Selama perkelahian juga, Anda harus tetap tenang. Bahkan jika Anda tahu pasangan salah, alih-alih berteriak, sebaiknya bersabar. Setelah pasangan dalam suasana hati tenang, Anda dapat menjelaskan kepadanya. Kedewasaan adalah ketika Anda tetap tenang dan sabar bahkan selama masa-masa sulit. 5. Prioritaskan kebutuhan pasanganAnda harus memahami kebutuhan satu sama lain dan kemudian hubungan Anda akan menjadi indah secara otomatis. Ini tidak hanya akan menunjukkan tingkat kedewasaan, tetapi menunjukkan bahwa Anda peduli dengan kebahagiaan pasangan. 6. Memahami perspektifnyaTerkadang, mungkin Anda tidak dapat memahami perspektif pasangan atau sebaliknya. Oleh karena itu, sebagian besar waktu, pasangan membuang ide pasangannya, percaya bahwa orang lain itu salah. Kedewasaan adalah ketika Anda mempertimbangkan pilihan pasangan juga, sebelum mengambil keputusan. 7. Menerima kesalahanMenerima kesalahan dan meminta maaf adalah cara lain untuk menunjukkan kedewasaan terlepas dari kenyataan bahwa Anda tidak bersalah. Anda harus memahami bahwa hubungan Anda jauh lebih penting dan bukan situasi khusus itu. Tetapi, juga perlu membuat pasangan Anda memahami kesalahan mereka sedemikian rupa sehingga mereka tidak merasa terhina atau tersinggung. Baca Juga Pasangan Kekasih yang Buang Bayi di Lampung Timur Dibebaskan, Ini Alasan Polisi Jika pasangan Anda melakukan kesalahan, Anda perlu membantu pasangan menyadari kesalahannya tetapi dengan cara yang tenang. Anda dapat mengatakan, 'Saya pikir kamu lupa mengunci pintu saat pergi tadi pagi. Aku tahu kamu tidak akan mengulanginya.' Apalagi, jika pasangan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan olehnya, Anda harus memaafkan. Sebab dendam tidak sehat untuk hubungan apa pun.
secarapenuh apabila ia mendapat tuntunan dan bantuan dari orang lain, dan kelak anak juga akan memberikan bantuan dan kerjasama dengan orang lain.17 Menurut Sobri Mersi Al-Faqi, mengasuh anak adalah mendidik anak dan mengurus segala keperluannya oleh orangtua atau orang yang diperintahkan untuk mengasuhnya. Memasuki usia dewasa berarti mesti ada perubahan, termasuk dalam hubungan asmaramu. Kedewasaan bukan hanya soal angka, tapi juga sikap dan pola pikir dewasa yang kamu tunjukkan saat kamu menjalin hubungan. Sayangnya, masih banyak yang mengisi hubungan cinta dengan tindakan kekanak-kanakan. Tak jarang pula suatu jalinan asmara jadi terasa membebani dengan adanya sikap childish tersebut. Hubungan yang sehat dan menyenangkan saat dijalani salah satunya karena ada faktor kedewasaan. Nah, kalau 7 kualitas ini ada dalam hubungan asmaramu, itu artinya hubungan kalian layak Selalu ingat komitmen untuk menjaga hubungan sesulit apa pun keadaan kalianPexels/Văn ThắngSaat kamu dan dia kurang peduli dengan komitmen, hubungan akan cenderung mudah untuk kandas. Ibarat fondasi, hubungan akan lebih kuat dengan kesadaran akan pentingnya menjaga suatu komitmen. Walau terdengar mudah, namun menjaga komitmen butuh tekad yang kuat supaya tak goyah. Buat kalian yang sudah menjunjung tinggi nilai ini, berarti sudah hadir kedewasaan dalam hubungan cinta kalian berdua. Hubungan pun akan selalu coba dipertahankan walau ada dalam kondisi paling sulit. 2. Tak gampang bilang putus, kalian berdiskusi buat menyelesaikan masalahPexels/Bruce MarsTiap ada masalah sedikit, bilang putus. Akibat telat dijemput sebentar atau perihal cemburu, minta putus juga. Capek kan, kalau kata putus seolah jadi 'solusi' tiap kalian tertimpa masalah? Padahal seharusnya mencari solusi yang tepat dibanding semakin menambah masalah dengan keluarnya kata putus ketika dua orang sudah matang pola pikirnya, kata putus rasanya haram buat dikeluarkan. Apalagi cuma karena masalah sepele. Kalau kamu dan pasangan lebih memilih untuk pecahkan masalah dibanding ucapkan kata putus, berarti kalian bisa dibilang sudah sama-sama Melihat dan memecahkan suatu masalah dari dua sisi Unsplash/Matheus LiraTak hanya menilai atau memutuskan sesuatu dari keinginan satu orang saja adalah tanda kalau hubunganmu ibaratnya sudah naik level. Contoh yang paling mudah misalnya saat kalian bingung memutuskan sesuatu. Kalian terbiasa mendengar pendapat satu sama lain lebih dulu dan mencari jalan tengah yang tidak merugikan satu pihak. Melihat sesuatu dari dua sisi bisa dibilang bukti nyata kalau kalian sudah menghargai satu sama lain. Kalian peduli pendapat dan apa yang mungkin dirasakan pasangan, oleh karena itu kalian sudah masuk kategori pasangan dengan mindset dewasa. Baca Juga 5 Manfaat Luar Biasa yang Kamu Dapat Jika Mampu Berpikir Dewasa 4. Sadar bahwa rasa percaya pada pasangan lebih penting daripada cemburu Pexels/Diego AlvesMenurut kalian yang sudah memiliki kedewasaan dalam diri, rasanya cemburu berlebihan dan tanpa alasan sudah bukan zamannya lagi. Kalian sama-sama sudah menginjak usia dewasa. Sama-sama ingin berpikiran maju dengan tidak melakukan sesuatu yang sekiranya akan jadi bibit masalah. Enggan merusak hubungan serta tidak mengedepankan rasa cemburu, kalian sadar kalau belajar percaya pada pasangan itu jauh lebih baik. Selain sikap serba curiga dan mudah cemburu dinilai kekanakan, hal tersebut juga bikin kamu lupa untuk berusaha membahagiakan pasangan. 5. Berhenti bermodalkan kata-kata, kalian membuat suatu upaya nyataPexels/ modal janji-janji tanpa disertai dengan bukti? Kalian menganggap hal tersebut tidak boleh ada lagi dalam hubungan kalian. Bukan saatnya lagi cuma bermodal kata-kata, apalagi kalau tidak ada usaha yang dilakukan. Seiring berjalannya waktu, kalian sadar bahwa upaya nyata itu jauh lebih penting. Salah satu bukti benar adanya rasa sayang adalah dengan berusaha untuk berbuat sesuatu. Bukan hanya menjejali pasangan kata-kata yang entah kapan bisa diwujudkan atau bahkan sama sekali tak yakin bisa terwujud. 6. Bagi kalian, kejujuran adalah perihal yang tak bisa ditawar lagiUnsplash/Candice PicardKejujuran memang tidak bisa ditawar lagi. Itu juga merupakan salah satu bukti adanya rasa tulus sayang kepada pasangan. Ketika kamu tidak benar-benar menghargai pasangan, maka kamu masih bisa berbohong serta menyimpan banyak rahasia. Tapi ketika kamu benar-benar cinta, kamu tidak ingin ada lagi yang akan menyakiti pasangan pada akhirnya. Belum lagi kalau sudah berucap satu kebohongan, akan diikuti dengan kebohongan lainnya. Kalian tidak mau hal seperti ini terjadi, oleh karena itu kalian ingin benar-benar menjaga hubungan dengan nilai kejujuran. 7. Lebih utamakan opini sehat kalian berdua dibanding menaruh peduli pada komentar negatif orang lainPexels/Leah KelleyTak ada jaminan orang lain berhenti menghakimi kalian, sekalipun kalian sebenarnya tidak bersalah. Kalian cuma buang-buang waktu kalau hanya terpaku sama omongan orang lain yang menjatuhkan. Pasangan yang telah dewasa secara mental tentu tak ingin mengorbankan kebahagiaannya hanya karena peduli komentar orang prioritas untuk bahagia, maka selama yakin perbuatannya benar, kalian yang dewasa cenderung utamakan opini kalian berdua. Dengan begini, hidup akan dijalani dengan santai dan makin merasakan kebahagiaan dalam hubungan. Sejauh ini, apakah kamu merasa sudah cukup ada kedewasaan di hubungan asmara kamu dengan dia? Coba deh, hilangkan satu persatu sikap kekanakkan kalau masih dominasi hubunganmu. Berusaha bisa dilakukan pelan-pelan, kok! Baca Juga Sering Diabaikan, Ini 7 Tanda Tingkat Kedewasaanmu Masih Sebatas Usia IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Inikarena mereka memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk kehendak dan kesejahteraan orang daripada apa yang mereka pikirkan tentang bagaimana mereka harus hidup dengan benar. 2.5. hubungan afektif. Memiliki seseorang dalam hubungan yang stabil dapat menjadi penting untuk memiliki masa pensiun yang stabil dan menyenangkan, saat mereka
Ilustrasi tingkat kedewasaan emosional orang tua kurang Freepik/bearfotos YOGYAKARTA – Orang tua yang memiliki buah hati, memiliki tugas memberikan pola asuh dan membutuhkan tingkat kedewasaan emosional yang matang. Tetapi, karena proses mengasuh anak membutuhkan belajar terus menerus, ada kalanya orang tua perlu berefleksi dan mengetahui tingkat kedewasaan diri. Ini adalah pola kunci agar trauma antar generasi tidak terpelihara dari satu generasi ke generasi yang tidak dewasa secara emosional, tampaknya tumbuh dengan orang tua yang juga tidak dewasa secara emosional. Misalnya, tidak memiliki kedekatan emosional dengan orangtuanya dan mengulang keberjarakan dengan putra-putrinya. Untuk itu, perlu dikenali bahwa kedewasaan emosional yang kurang ditandai dengan sikap berikut Terlalu menyetir dan mengontrol anak-anaknyaOrang tua yang menyetir dan mengontrol anak-anaknya, dikenal sebagai orang tua yang menerapkan pola asuh helikopter. Dengan menerapkan pola asuh ini, Anda menuntut kesempurnaan dan menetapkan tuntutan tinggi yang seringkali tidak realistis baik pada diri sendiri maupun anak-anak Anda. Ilustrasi tingkat kedewasaan emosional orang tua kurang Freepik/master1305 Melansir Psychology Today, Rabu, 7 Juni, orang tua ini mungkin menjadi orang tua dengan tingkat emosi negatif yang tinggi tanpa kontrol. Misalnya, dengan kemarahan berlebihan atau dari pendekatan hukuman. Anak-anak yang diasuh seperti ini, sering menjadi perfeksionis, berprestasi, dan sangat Terlalu emosionalOrang tua yang tidak mengontrol emosinya, dapat berubah dari satu emosi ke emosi lainnya. Mereka tampak terlalu dramatis, bereaksi berlebihan terhadap situasi tertentu, atau tampak tak berdaya, dan needy. Di sisi lain, orang tua yang terlalu emosional dapat berjarak, sinis, meremehkan, atau dingin terhadap anak-anak orang tua dengan emosi yang tidak teratur mungkin mengalami trauma keterikatan yang tidak dapat disembuhkan. Sehingga mereka mengasuh anak dari keterikatan yang tidak teratur. Nak-anak yang dibesarkan dengan pola orang tua seperti ini, mungkin tumbuh dalam kecemasan, depresi, dan tidak teratur secara emosional. Artinya, pola asuh bisa berdampak negatif pada kematangan emosional hubungan mereka dan berisiko mengembangkan ikatan traumatis dengan pasangannya nanti. Ilustrasi tingkat kedewasaan emosional orang tua kurang Freepik/artursafronovvvv 3. Orang tua yang menolak dan sering menghindarOrang tua yang menolak perannya dalam mengasuh anak, biasanya menghindar, menjauh, dan mungkin menghabiskan waktu sendirian atau tidak ingin diganggu dengan pengasuhan. Orang tua dengan tingkat kedewasaan yang kurang ini, tampaknya dibesarkan dengan pola yang serupa. Mereka dibesarkan untuk menjaga diri mereka sendiri sehingga tidak menjalani pola komunikasi asertif dan seringkali menjadi penuntut serta berkomunikasi secara yang dibesarkan tidak dekat secara emosional dengan orang tua, mungkin menjadi orang dewasa yang memiliki empati terbatas. Mereka juga lebih meremehkan, menghindari, bahkan sulit mempertahankan hubungan yang dilandasi aspek Orang tua yang pasifOrang tua yang pasif kerap lalai melibatkan aspek emosional. Mereka juga menghindari konfrontasi dan mungkin tidak mudah bergaul. Banyak orang tua yang pasif tidak memiliki batasan sehat dan konsisten. Bahkan mereka tak bisa menjadi teman anak-anaknya. Mereka mungkin mengabaikan kebutuhan emosional anak mereka karena terlalu berlebihan untuk mereka tangani. BACA JUGA Dibesarkan oleh orang tua yang pasif secara emosional dan fisik menyebabkan risiko kecemasan dan depresi. Anak-anak yang tak didukung secara emosional oleh orangtuanya mungkin mengalami kesulitan mengekspresikan keempat tanda-tanda yang dimiliki orang tua kurang tingkat kedewasaan emosional. Melalui daftar di atas, Anda bisa berefleksi dan mengevaluasi hal-hal yang bisa diperbaiki sehingga mendukung pertumbuhan serta perkembangan buah hati agar optimal tanpa rentan mengalami gangguan Kesehatan mental. Ketikadia menjawab, gali lebih dalam lagi sehingga kamu tahu bagaimana perasaan dia tentang hal itu. Apa yang dia rasakan terhadap orang-orang di lingkungan kerja atau keluarga? Dengan bertanya, kamu jadi bisa mengetahui bagaimana kedewasaan seseorang sangat diperlukan dalam sebuah hubungan jangka panjang. Kamu juga bisa menciptakan kedekatan
Dok. Thinkstock Jakarta - Kedewasaan memang menjadi suatu konteks yang sulit diukur ataupun dipahami. Tak jarang pula hal ini menjadi alasan sebuah hubungan asmara kandas di tengah kedewasaan seseorang tidak dapat serta merta dilihat dari tua atau mudanya usia. Orang yang berusia lebih tua belum tentu lebih dewasa dibandingkan mereka yang usianya lebih muda dan sebaliknya. Seperti kata pepatah, "Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa adalah sebuah pilihan."Begitupun yang diungkap oleh psikolog dan juga konsultan cinta Wolipop, Ratih Ibrahim. "Kedewasaan seseorang dapat terlihat dari kematangan dan kemandiriannya dalam berpikir, merasa dan bertingkah laku," tutur kualitas hubungan yang lebih baik, kedewasaan memang diperlukan. Namun bukannya harus memaksa atau berpura-pura, melainkan dibuktikan dengan Juga 50 Inspirasi Gaun Pengantin 2015 Perilaku yang dimaksud tercermin dari bagaimana seseorang dapat menarik pelajaran dari setiap pengalaman hidupnya. Seperti yang diungkap Ratih, proses ini akan berkembang dan mengubah kepribadian seseorang jika yang bersangkutan mau belajar dari bagaimana cara menunjukkan kedewasaan? Yang pertama, Anda dapat menggunakan pengalaman di hubungan terdahulu sebagai pembelajaran untuk instropeksi diri. Belajar dari pengalaman akan membentuk Anda menjadi pribadi yang lebih matang dari cara berpikir. Dengan begitu Anda akan mampu berpikir mandiri dalam membuat pilihan hidup dengan segala pertimbangan dan hanya itu, pribadi yang lebih matang juga membuat perasaan lebih stabil sehingga bisa lebih tenang dalam menghadapi segala persoalan. "Seseorang yang matang akan mampu tidak bergantung pada penilaian orang lain akan dirinya melainkan dapat menghargai diri sendiri dengan lebih baik dari waktu ke waktu," tambah Ratih lagi. Alissa Safiera/Hestianingsih

G Kedewasaan Penuh dalam Hubungan dengan Orang Lain. Pada bait ketujuh puisi Kliping di atas, ia mengatakan demikian: Jika kau dapat berbicara kepada rakyat jelata dan mempertahankan kebajikanmu, Atau berjalan dengan raja-raja - tanpa kehilangan hubungan dengan rakyat biasa; Jika tiada musuh atau teman tercinta dapat melukaimu; Jika semua

Lagi Rame! Pentingnya Izin Perpanjangan Izin Pemakaman Aturan dan Mahalnya Biaya Pemakaman di Jerman Denver Nuggets Juara NBA 2023! Study Tour, Bagian Kurikulum? Study Tour, antara Manfaat dan Kendala Wisata yang Cocok untuk Study Tour Ibnul Fadani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Pembaca Atlet Menulis adalah cara terbaik untuk berbicara tanpa diganggu. Selanjutnya Tutup Pendidikan Pilihan 25 Februari 2023 1041 Diperbarui 26 Februari 2023 1050 129 Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apakah Anda pernah merasa sulit untuk menghadapi situasi sulit atau mengatasi emosi negatif? Apakah Anda sering terjebak dalam siklus konflik atau kesulitan dalam mempertahankan hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar Anda? Kedewasaan emosional dapat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini dan mencapai kebahagiaan yang lebih besar dalam Anda telah mencapai kedewasaan emosional, Anda mampu mengelola emosi Anda dengan lebih baik, berkomunikasi dengan lebih efektif, dan menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa ciri-ciri seseorang yang telah mencapai kedewasaan emosional dan bagaimana kita dapat mengembangkan kualitas ini dalam diri kita sendiri. Siap untuk menemukan potensi diri Anda yang lebih dalam? Mari kita mulai. Ketika seseorang telah dewasa secara emosional, ia akan menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari kebijaksanaan dan kematangan yang tidak terlihat pada orang yang masih dalam tahap perkembangan emosional. Ada beberapa ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang telah mencapai kedewasaan emosional, dan di bawah ini adalah beberapa diantaranyaAnda memiliki kontrol diri yang lebih baik Salah satu ciri yang paling jelas dari kedewasaan emosional adalah kemampuan untuk mengontrol diri Anda sendiri. Anda akan belajar untuk tidak terlalu terbawa emosi ketika menghadapi situasi sulit atau menantang, dan mampu mengatasi tekanan dan stres dengan lebih dapat memahami dan mengekspresikan emosi dengan baik Selain memiliki kontrol diri yang lebih baik, Anda juga mampu memahami dan mengekspresikan emosi Anda dengan baik. Anda dapat mengenali dan mengatasi emosi Anda, serta berbicara dengan jujur tentang perasaan Anda dengan orang dapat menerima kritik dengan baik Ketika Anda telah dewasa secara emosional, Anda mampu menerima kritik dengan baik tanpa merasa tersinggung atau defensif. Anda menganggap kritik sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan tidak mengambilnya secara lebih sabar dan penuh pengertian Anda mampu menjadi lebih sabar dan penuh pengertian terhadap orang lain, terutama ketika mereka mengalami kesulitan atau mengalami situasi yang sulit. Anda belajar untuk mendengarkan dan memahami sudut pandang orang lain, dan mampu merespons dengan cara yang penuh kasih sayang dan memiliki harga diri yang sehat Ketika Anda telah mencapai kedewasaan emosional, Anda memiliki harga diri yang sehat dan percaya pada diri sendiri. Anda tidak terlalu membandingkan diri Anda dengan orang lain atau merasa inferior ketika Anda berada di sekitar mereka. Sebaliknya, Anda memiliki rasa percaya diri yang sehat dan mampu menghargai diri dapat membuat keputusan yang tepat Anda mampu membuat keputusan yang tepat dan bijaksana, berdasarkan pada pemikiran yang rasional dan tidak terlalu dipengaruhi oleh emosi. Anda belajar untuk melihat konsekuensi jangka panjang dari setiap keputusan yang Anda buat, dan mampu mengambil risiko ketika terbuka terhadap perubahan Ketika Anda dewasa secara emosional, Anda menjadi lebih terbuka terhadap perubahan dan siap untuk beradaptasi dengan situasi baru. Anda tidak takut untuk mengambil risiko atau mencoba hal-hal baru, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah. Itulah beberapa ciri-ciri dari seseorang yang telah mencapai kedewasaan emosional, yang dapat dikenali dari cara ia bertutur dengan bahasa yang baik. Selain ciri-ciri tersebut, terdapat juga beberapa tanda lainnya, di antaranyaAnda mampu memaafkan Sebagai manusia, kita seringkali disakiti oleh orang lain. Ketika Anda telah dewasa secara emosional, Anda mampu memaafkan orang lain yang telah membuat kesalahan atau menyakiti Anda. Anda belajar untuk memahami bahwa setiap orang memiliki kelemahan dan kekurangan, dan mampu melepaskan dendam atau ketidaksukaan Anda terhadap orang mampu menjaga hubungan yang sehat Kedewasaan emosional juga dapat dilihat dari kemampuan Anda untuk menjaga hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitar Anda. Anda mampu menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang kepada orang lain, dan belajar untuk mengatasi konflik dengan cara yang sehat dan memiliki rasa humor yang baik Terakhir, seseorang yang telah dewasa secara emosional juga memiliki rasa humor yang baik. Anda mampu melihat sisi lucu dari situasi atau diri Anda sendiri, dan belajar untuk tidak terlalu serius dalam menghadapi masalah atau ada banyak ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang telah mencapai kedewasaan emosional, tidak semua orang akan menunjukkan tanda-tanda ini dalam waktu yang sama atau dalam tingkat yang sama. Namun, dengan mengembangkan kesabaran, kerendahan hati, dan kemauan untuk belajar, kita semua dapat mencapai tingkat kedewasaan emosional yang lebih tinggi. Dan ketika kita berbicara dengan bahasa informal yang santai dan mengalir, kita mungkin dapat memperlihatkan sisi kemanusiaan kita yang lebih hangat dan pustakaBerikut adalah beberapa referensi yang dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam penulisan artikel tentang ciri-ciri seseorang yang telah dewasa secara emosionalGoleman, D. 1995. Emotional intelligence. New York Bantam M. A., Rivers, S. E., & Salovey, P. 2011. Emotional intelligence Implications for personal, social, academic, and workplace success. Social and Personality Psychology Compass, 51, R. C., Price, R. H., & Wortman, C. B. 1985. Social factors in psychopathology Stress, social support, and coping processes. Annual Review of Psychology, 36, J. D., Salovey, P., & Caruso, D. R. 2008. Emotional intelligence New ability or eclectic traits? American Psychologist, 636, J., Smith, M., & Shubin, J. 2018. The role of emotional intelligence in communication. Retrieved from M. A., & Katulak, N. A. 2006. Emotional intelligence in the classroom Skill-based training for teachers and students. In J. Ciarrochi, J. P. Forgas, & J. D. Mayer Eds., Emotional intelligence in everyday life A scientific inquiry pp. 265-284. New York Psychology B. R., & Gignac, G. E. 2009. A multinational validation of the Emotional Intelligence Scale. International Journal of Selection and Assessment, 172, 143-151. Lihat Pendidikan Selengkapnya .
  • kt856xw87l.pages.dev/452
  • kt856xw87l.pages.dev/543
  • kt856xw87l.pages.dev/911
  • kt856xw87l.pages.dev/739
  • kt856xw87l.pages.dev/979
  • kt856xw87l.pages.dev/515
  • kt856xw87l.pages.dev/832
  • kt856xw87l.pages.dev/465
  • kt856xw87l.pages.dev/105
  • kt856xw87l.pages.dev/26
  • kt856xw87l.pages.dev/760
  • kt856xw87l.pages.dev/440
  • kt856xw87l.pages.dev/799
  • kt856xw87l.pages.dev/164
  • kt856xw87l.pages.dev/331
  • kedewasaan penuh dalam hubungan dengan orang lain